Skoliosis pada kehamilan seringkali menjadi salah satu kekhawatiran yang dimiliki oleh pasien. Banyak pasien yang takut tidak dapat hamil atau kesulitan melahirkan akibat skoliosis yang mereka miliki. Pada dasarnya setiap kehamilan memiliki resiko, baik dengan ataupun tanpa skoliosis. Sebenarnya bagaimana skoliosis pada kehamilan mempengaruhi proses melahirkan? Berikut ini kami akan menjelaskan berbagai pertanyaan yang sering ditanyakan pasien.

Selama masa kehamilan yang penuh keajaiban, setiap perempuan mengalami perubahan fisiologis yang signifikan. Namun, bagi mereka yang juga menghadapi tantangan skoliosis, perjalanan ini bisa memberikan pertimbangan kesehatan tambahan yang perlu dipahami. Bagi banyak perempuan, masa kehamilan adalah perjalanan penuh keajaiban, tetapi bagi mereka yang juga menghadapi tantangan skoliosis, pertimbangan kesehatan tambahan dapat muncul.

skoliosis pada kehamilan

Apakah skoliosis pada kehamilan dapat mempengaruhi dan adakah resiko ke bayi yang dikandung?

Pasien skoliosis seringkali takut tidak dapat hamil, atau takut jika kehamilan akan disertai cacat janin. Namun dari penelitian berpuluh-puluh tahun dibuktikan bahwa kekhawatiran ini tidak benar. Skoliosis jarang sekali menyebabkan komplikasi khusus baik selama kehamilan, melahirkan ataupun pada janin. Skoliosis juga tidak menurunkan kesuburan, meningkatkan resiko keguguran, janin tidak berkembang ataupun kecacatan.

Apakah bayi dari ibu skoliosis juga akan mengalami skoliosis?

Hingga saat ini penyebab pasti skoliosis idiopatik belum diketahui. Namun kita tau skoliosis terjadi akibat kombinasi berbagai faktor herediter dan lingkungan. Hanya karena anak memiliki gen tertentu tidak pasti akan memiliki skoliosis, namun kemungkinannya memang meningkat. Dari studi penelitian hanya sekitar sepertiga anak dari pasien dengan skoliosis yang mengalami skoliosis. Resiko juga dipengaruhi jenis kelamin anak, dimana perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.

Adakah cara penanganan skoliosis pada kehamilan agar dapat mencegah calon bayi terkena skoliosis?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, karena penyebab skoliosis belum dapat dipastikan, tidak ada hal spesifik yang dapat dilakukan. Namun beberapa penelitian menyatakan bahwa paparan terhadap chlorine yang tinggi seperti di kolam renang saat hamil dapat meningkatkan resiko anak skoliosis, begitu pula dengan paparan terhadap logam berat dan merkuri.

Apakah skoliosis pada kehamilan akan semakin bertambah parah?

Berbagai studi menyatakan bahwa asalkan kurva skoliosis telah berhenti berkembang, maka peningkatan berat badan dari kehamilan biasanya tidak memperparah kurva skoliosis yang ada. Namun pada pasien skoliosis dengan derajat kurva yang besar tidak dipungkiri memang dapat terjadi perburukan, baik dengan ataupun tanpa adanya kehamilan. Perburukan skoliosis pada kehamilan lebih dipengaruhi oleh kekuatan otot penopang tulang belakang yang buruk, karena itu sangat penting untuk melatih dan terus menjaga kekuatan otot tulang belakang sebelum dan selama masa kehamilan.

Bagaimana skoliosis mempengaruhi keluhan yang dirasakan saat kehamilan?

Untuk keluhan selama kehamilan, pasien skoliosis pada dasarnya mengalami keluhan serupa seperti wanita hamil lainnya. Nyeri punggung atau pinggang dialami oleh hampir semua wanita hamil pada saat tertentu kehamilan. Keluhan ini dapat muncul sejak kehamilan 3 bulan, dan berlanjut hingga 6 bulan setelah melahirkan. Pasien skoliosis yang mengalami nyeri sejak sebelum hamil beresiko lebih tinggi nyeri pinggang lebih berat saat hamil.

Terutama pada trimester ketiga, ibu hamil dengan skoliosis juga harus lebih berhati-hati karena hormon relaksin pada kehamilan menyebabkan ligamen secara alami lebih lentur. Hal ini dapat meningkatkan ketidakstabilan tulang belakang dan menyebabkan nyeri pinggang, pinggul ataupun kaki. Pada pasien dengan operasi fusi spinal, nyeri pinggang dapat menjadi berkepanjangan hingga setelah hamil.

Sesak nafas juga menjadi keluhan yang sering dirasakan saat hamil akibat peningkatan hormon progesteron yang mempercepat laju dan kedalaman pernafasan. Pada pasien skoliosis, keterbatasan pernafasan mungkin lebih terasa tetapi jarang menjadi masalah yang serius.

Meskipun skoliosis pada kehamilan mungkin membawa sejumlah pertimbangan kesehatan tambahan, penting untuk diingat bahwa setiap perempuan memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengatasi tantangan tersebut. Dengan dukungan tim perawatan kesehatan yang tepat, pemahaman mendalam tentang perubahan yang terjadi pada tubuh, dan komitmen untuk menjaga kesehatan tulang belakang, banyak perempuan dapat menikmati kehamilan mereka dengan penuh kebahagiaan dan kesehatan. Semoga informasi yang disajikan dalam artikel ini menjadi panduan bermanfaat bagi mereka yang mengarungi perjalanan kehamilan dengan skoliosis, membawa mereka ke arah kehamilan yang nyaman dan berkualitas. Selamat mengalami keajaiban kehamilan, dan semoga setiap langkah kecil membawa kebahagiaan dan kesehatan yang melimpah.

Referensi:

Schroeder JE, Dettori JR, Ecker E, Kaplan L. Does pregnancy increase curve progression in women with scoliosis treated without surgery? Evid Based Spine Care J. 2011 Aug; 2(3): 43–50.

Malcare WordPress Security