Skoliosis kongenital merupakan suatu bentuk kelainan tulang belakang yang terjadi sejak lahir, membawa tantangan dan perhatian khusus dalam perawatan kesehatan. Kondisi ini melibatkan kelainan perkembangan tulang belakang pada saat janin berkembang di dalam rahim, menciptakan kurvatur abnormal yang dapat memengaruhi postur tubuh. Dalam eksplorasi mendalam mengenai skoliosis kongenital, kita akan menyelami aspek-aspek esensial seperti penyebab, gejala, dan metode penanganan terkini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi ini, diharapkan kita dapat memberikan wawasan yang bermanfaat untuk pasien, keluarga, dan para profesional kesehatan yang terlibat dalam perjalanan penanganan ini

Pengertian Skoliosis Kongenital

Skoliosis kongenital merupakan kelainan perkembangan tulang belakang yang tidak diketahui secara pasti penyebabnya yang muncul sejak awal masa kehidupan janin dalam kandungan. Skoliosis kongenital merupakan jenis  kasus skoliosis yang sulit ditangani secara medis dan penanganan skoliosis kongenital memiliki kompleksitas yang lebih rumit dibandingkan skoliosis idiopatik. Setiap bayi yang  dilahirkan dengan kecurigaan mengalami skoliosis baik melalui ronsen atau penglihatan kasat mata maka segera memerlukan evaluasi menyeluruh misalnya pemeriksaan CT scan, MRI, untuk memastikan kelianan yang lebih serius dan komplek sepanjang jalur tulang belakangnya.

Skoliosis Kongenital pada bayi yang baru lahir

Skoliosis Pada Bayi

Skoliosis kongenital dapat menimbulkan efek komplikasi kesehatan serius seperti kelumpuhan, gangguan pernafasan dan jantung, hal ini disebabkan gangguan penyerta lainnya yang bersifat lebih progresif dibandingkan skoliosis idiopatik dan neuromuscular.

Prosedur penanganan dapat dilakukan melalui operasi ataupun secara konservatif tergantung kondisi pasien. Pada pasien yang menderita skoliosis kongenital dengan penyakit penyerta lain mungkin diperlukan tindakan operatif. Namun pada pasien yang tidak memiliki penyakit penyerta pilihan terapi konservatif seperti dengan brace dapat dilakukan, karena tindakan operasi tetap memiliki resiko yang tinggi.

Penanganan Skoliosis Kongenital.  

Skoliosis kongenital bersifat progresif dan cenderung muncul diawal masa kehidupan. Hal ini menyebabkan pengananan operasi pada pasien yang masih muda memberi dampak resiko terhadap kesehatan pasien seperti proses penyembuhan luka yang lama pasca operasi, patah tulang pasca operasi dan lain sebagainya. Pilihan untuk operasi dapat dipertimbangkan kepada pasien yang memiliki kurva diatas 90 derajat karena beresiko menekan atau mengganggu sistem pernafasan pasien. Pasien yang memiliki derajat skoliosis dibawah 90 derajat dan tidak mengalami kegawatdaruratan akibat skoliosis maka dapat dipertimbangkan untuk menerima terapi konservatif seperti pemasangan brace.

Dengan terus berkembangnya pengetahuan medis dan teknologi, pilihan penanganan semakin beragam, memungkinkan pasien untuk mendapatkan perawatan yang lebih terpersonalisasi dan efektif. Dukungan dari tim medis, keluarga, dan masyarakat menjadi kunci dalam memberikan harapan dan kualitas hidup yang optimal bagi mereka yang hidup dengan skoliosis kongenital. Sembari kita terus mencari inovasi dalam bidang kesehatan tulang belakang, penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman, menciptakan lingkungan yang inklusif, dan terus mendukung mereka yang menjalani perjalanan unik ini.

Contoh pasien kami, Skoliosis Kongenital yang kami tangani dengan memakai brace GBW

Contoh Skoliosis pada bayi (Kongenital) yang kami tangani dengan memakai brace GBW
Contoh Skoliosis pada bayi (Kongenital) yang kami tangani dengan memakai brace GBW
Contoh Skoliosis pada bayi (Kongenital) yang kami tangani dengan memakai brace GBW

Selain Skoliosis pada Bayi, terdapat juga jenis lainnya

Selain Skoliosis kongenital ada jenis lainnya. Apa saja jenis-jenis dari skoliosis? Skoliosis dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut penjelasan mengenai masing-masing jenisnya:

1. Skoliosis kongenital

Jenis ini terjadi pada bayi yang baru lahir dan diakibatkan karena tulang belakang belum terbentuk dengan sempurna saat bayi masih di dalam kandungan. Kondisi ini termasuk jarang terjadi.

2. Skoliosis idiopatik

Jenis ini umumnya terjadi pada masa pertumbuhan anak-anak. Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada anak berusia 10-18 tahun. Penyebab pasti dari kondisi ini masih belum diketahui.

3. Skoliosis degeneratif

Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada orang dewasa yang pernah mengidap skoliosis sebelumnya. Tulang belakang penderita akan mengalami aus seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi ini menyebabkan tulang belakang pun bengkok.

4. Skoliosis neuromuskular

Jenis neuromuskular disebabkan oleh kelainan pada sistem saraf atau otot. Kondisi ini biasanya berkaitan dengan penyakit cerebral palsy dan spina bifida.

5. Kifosis Scheuermann

Jenis ini terjadi ketika bagian depan tulang belakang tumbuh lebih lambat dibanding dengan bagian belakang. Hal ini menyebabkan tulang belakang bagian depan menjadi lebih kecil, sehingga tulang belakang pun melengkung.

6. Skoliosis sindromik

Kondisi ini umumnya dikaitkan dengan beberapa sindrom kesehatan, seperti sindrom Marfan dan trisomy 21.

Malcare WordPress Security